Senin, 25 Juli 2011

KEBAHAGIAAN

Seringkali memang, kebahagiaan tak di temukan dalam gemerlap harta dan permata. Seringkali memang, kebahagiaan, tak hadir dalam indahnya istana-istana megah. Dan ya, kebahagiaan, seringkali memang tak selalu ada pada besarnya penghasilan kita, mewahnya rumah kita, gemerlap lampu kristal yang kita miliki, dan indahnya jalinan sutra yang kita sandang.

Seringkali malah, kebahagiaan hadir pada kesederhanaan, pada kebersahajaan. Seringkali rasa itu muncul pada rumah-rumah kecil yang orang-orang di dalamnya mau mensyukuri keberadaan rumah itu. Seringkali, kebahagiaan itu hadir, pada jalin-jemalin syukur yang tak henti terpanjatkan pada Ilahi.
(Resensi)

Minggu, 24 Juli 2011

CARA MENGAMANKAN FACEBOOK

Dengan email yang aman maka facebook Anda akan aman

1. Sembunyikan Alamat Email pada informasi akun anda
2. Bedakan password email dan password login facebook

Jika id facebook Anda dicuri dan diganti dengan email lain maka silakan saja akses email Anda dan cari email yang berjudul "Facebook Contact Email Change Notification" dan klik link panjang yang merupakan pembatalan perubahan email.

Setelah melakukan pembatalan perubahan email Anda akan dikirimi <i>"Facebook Password Reset Confirmation" </i>yang menyuruh anda untuk mengganti password. Ingat ! password yang lama tidak bisa dipakai lagi karena masalah keamanan.

"Intinya facebook akan memberikan konfirmasi pergantian email ke email yang sebelumnya dipakai sebagai email pendaftaran facebook untuk menghindari pencurian akun"

3. Jika anda membuka facebook di warnet silahkan anda gunakan aplikasi virtual key, yang bisa di download di
atau buka aplikasi Notepad dan kalkulator sebagai pengganti virtual key
[mencegah hacker yang menggunakan keyloger sebagai media pencurian password]

caranya:
a. ketik jika password anda menggunakan angka (0-9)
misal password anda adalah: 17081945

pada aplikasi kalkulator silahkan anda klik angka dengan menggunakan mouse anda (karena pergerakan mouse tidak akan ter record oleh keyloger)
kemudian kopast di bagian password

paduan antara angka (0-9), huruf (a-z) dan karakter (!@#$%^ dan seterusnya)
silahkan anda ketikkan key huruf yang ada pada notepad secara acak

Minggu, 17 Juli 2011

Dampak Buruk Akibat Uzlah : Buta Terhadap Kadar Kemampuan Pribadi

a. Buta terhadap Kadar kemampuan Pribadi

Sekalipun manusia memiliki kecerdasan dan kecermalangan berpikir, namun ia tidak akan mungkin mampu menilai kemampuan dan potensi yang ada pada diri pribadinya secara rinci. Ia tetap memerlukan orang lain yang akan bertindak sebagai penolongnya. Sebagai contoh, sekalipun contoh ini tidak mutlak, seorang tidak akan mungkin dapat membuktikan terhadap apa yang ada dalam pribadinya berupa sikap ananiyah (egois), itsaar (mengutamakan orang lain), dan ta'awun (tolong-menolong), kecuali jika ia hidup dengan manusia lainnya dan bergaul bersamanya. Dengan bergaul secara nyata dengan sesamanya, maka akan terbukti apakah dirinya memiliki sifat-sifat seperti itu atau justru sebaliknya.
Demikian pula kita tidak mungkin dapat melihat apakah kita telah memiliki sikap sabar dan cermat, atau justru sebaliknya, kita ternyata bersikap ceroboh dan tergesa-gesa, kecuali jika kita telah bergaul bersama manusia lainnya. Kita pun tidak mungkin pula mengetahui apakah kita telah memiliki sikap berani, atau justru sebaliknya, ternyata kita ini sebenarnya bersifat pengecut, kecuali jika kita telah hidup berbaur bersama manusia lainnya.

Mungkin inilah rahasia firman-Nya yang menyebutkan,
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا ﴿١٠٣﴾ الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا ﴿١٠٤﴾
Katakanlah, "Apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang sia-sia perbuatannya dalam dunia ini? Sedangkan ia menyangka bahwa mereka berbuat baik-baik". (QS. Al-Kahfi [18] : 103-104)

Rasulullah SAW bersabda, "Seorang mukmin adalah cermin bagi saudara mukmin lainnya". (HR. Abu Daud)

Serta ucapan Umar bin Khatthab r.a., "Tunjukkanlah kepadaku keburukan-keburukanku". (Mukhtashar minhaaj al-Qaashidiin, hal. 171)
Jadi, jalan itulah yang akan membuktikan seorang mukmin terhadap kadar dan kemampuan atau kekurangan, kekuatan atau kelemahan dirinyha. Jika ia masih merasa lebih banyak kelemahan dan kekurangannhya, maka ia akan berusaha melengkapi dan memperkuat kekurangannya dan kelemahannya.

b. Terhalang dari Pertolongan Orang lain

Di antara manusia ada yang telah mengetahui dan menyadari akan berbagai keburukan yang terdapat dalam dirinya. Akan tetapi, seringkali dirinya itu tidak memiliki kemauan yang cukup kuat dan tekad yang kuat untuk mengatasi dan mengubahnya, sehingga ia tidak mampu memperbaiki dan meluruskan dirinya. Oleh karena itu, bagi orang yang semacam itu mutlak diperlukan seseorang yang akan bertindak sebagai penolong dalam mengatasi masalahnya. Akan tetapi, jika ia memilih bersikap 'uzlah' dan mengisolasi diri dari masyarakat, maka ia akan terhalang mendapatkan pertolongan itu. Ia akan tetap tenggelam dalam suatu kesalahan dan maksiat sepanjang hidupnya.

Oleh karena itu, Rasulullah shallahu alaihi wasslam bersabda, "Seorang mukmin adalah cermin bagi saudaranya, jika ia mendapatkan aib, maka ia akan membetulkannya". (HR. Bukhari)
"Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah suatu kebaikan, maka ia akan diberi seorang teman yang shalih. Jika ia lupa maka ia akan diingatkan, dan jika ingat maka akan ditolong". (HR. Ahmad)

c. Terhambatnya Kemampuan dan Potensi Dasar dalam Jiwa
Sebagaimana diketahui, manusia terdiri atas unsur jasad, akal, dan roh, atau terdiri atas unsur material dan spiritual. Sedangkan rohani atau spiritual tersebut dibekali dengan seperangkat gharizah (perangai) yang saling mengimbangi dan memengaruhi. Kedua perangai yang berlawanan tersebut akan berpasangan dalam jiwa manusia, seperti rasa kawatir dan berharap, cinta dan benci, kecenderungan kepada sesuatu yang nyata dan kepada suatu yang khayal, kekuatan lahir dan bathin, suka kepada suatu yang diharuskan dan cenderung kepada sesuatu yang dianjurkan, senang pda hidup sendiri dan bermasyarakat, negatif dan positif, dan lain-lain. Semuanya itu adlah gharizah-gharizah yang saling berimbang dan saliang memberi pengaruh, sebagaimana yang kita rasakan.

Hidup berjamaah dan berinteraksi dengan manusia merupaka satu-satunya arena yang akan menggerakkan segenap potensi dasar dan jiwa seorang muslim. Dengan demikian, setiap perangkat gharizah dapat bekerja secara seimbang dan bersama-sama. Pada saat itulah akan terbentuk suatu kepribadian yagn seimbang dan saling menyempurnakan, tanpa ada suatu penyimpangan dan kebengkokkan, serta terlindung dari tipu daya setan yang menyesatkan.
Dengan demikian pula maka ketika seorang muslim yang menjauhi jamaah dan menutup diri dari kehidupan bermasyarakat serta menjalani pola hidup 'uzlah' dan 'tafarrud', maka sudah pasti sikap tersebut akan menghambat sebagian kemampuan dan potensi gharizah-nya. Karena itu, ia akan mengalami kegelisahan dan keresahan dalam jiwa. Terlebih lagi jika ia memiliki waktu luang yang banyak, maka hal itu akan dimanfaatkan sebagai arena beraksinya setan, manusia, dan setan-jin untuk melancarkan tipu daya dan menyesatkannya.

Mungkin inilah keadaan yang pernah menjadi perhatian Nabi Shallahu alaihi was sallam dalam sabdanya, "...Maka barangsiapa yang ingin merasakan kenikmatan Surga hendaklah ia melazimi (selalu menyertai) jamaah, karena sesungguhnya setan itu akan beserta dengan orang yang sendiri dan akan menjauh dari orang yang berdua..." (Hadist Shahih, lihat kitab Takhriijul-Ahadiits, ash-Shahihah, al-Albani, 1/134) 
Sumber : www.eramuslim.com

Rabu, 06 Juli 2011

KENAPA DITUNDA....?

Kenapa harus ditunda...?itulah sebaris kalimat yang terdengar.Tidak ada titik terang walau hanya seterang kunang - kunang.

Bukhari dan yang lainnya telah meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, Allah Ta’ala berfirman,

“Tiga Jenis (manusia) yang Aku akan menjadi musuhnya kelak pada hari kiamat, yaitu: seseorang yang memberi dengan nama-Ku, kemudian berkhianat; seseorang yang menjual orang yang merdeka (bukan budak), kemudian memakan uangnya; dan seseorang yang mempekerjakan pekerja dan telah diselesaikan pekerjaannya, tetapi ia tidak memberikan upahnya.”

Ibnu Majah telah meriwayatkan dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma dan Thabrani meriwayatkan dari Jabi radhiallahu ‘anhu serta Abu Ya’la juga meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Berikanlah upah kepada pekerja sebelum keringatnya kering.”

Akankah kejadian tempoe doloe terulang kembali....?yang pasti MENYAKITKAN